Kekuasaan Napoleon yang begitu
besar di Eropa tidak terlepas dari berbagai tantangan dari negara-negara
tetangganya. Itulah sebabnya, Napoleon harus berhadapan dengan negara-negara
Eropa yang lain dalam suatu peperangan yang dikenal dengan Perang Koalisi yang
terjadi sebanyak tujuh kali (1792– 1815). Musuh utamanya ialah Austria,
Inggris, Rusia, dan Prusia.
Perang Koalisi I (1792–1797)
Pada masa pemerintahan
Directoire, Napoleon sudah tampil sebagai komandan pasukan Perancis melawan
koaliasi negara-negara Eropa yang lain, Austria, Inggris, Prusia, Spanyol,
Belanda, dan Sardinia. Napoleon berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan
diakhiri dengan Perjanjian Compo Formio (1797). Perang Koalisi I berakhir pada
tahun 1797, musuh Perancis dapat dikalahkan, kecuali Inggris.
Inggris tidak mau menandatangani
perjanjian perdamaian sehingga sejak saat itu Inggris menjadi lawan Napoleon. Napoleon
bermaksud untuk mengalahkan Inggris dengan menyerang kedudukannya di India
dengan menyerbu Mesir sebagai batu loncatan. Kedatangan Napoleon di Mesir
mempunyai arti penting, seperti ditemukan Batu Rosetta yang membuka tabir
sejarah Mesir kuno, adanya ide untuk membuat terusan yang kemudian dapat
direalisasi yakni Terusan Suez.
Setelah Napoleon kembali ke
Perancis, pemerintahan Directoire dibubarkan dan digantikan dengan pemerintahan
Konsulat. Napoleon tampil sebagai Konsul yang pertama.
Perang Koalisi II (1799–1802)
Dalam Perang Koalisi II Perancis
menghadapi Austria, Inggris dan Turki. Dalam perang ini, Napoleon juga tampil
sebagai pemimpin perang Perancis. Perancis berhasil mengalahkan Austria dalam
pertempuran di Marengo tahun 1800. Sekutu Austria yang lain, kemudian
menghentikan perang setelah terjadi Perjanjian Armien tahun 1802. Kemenangan
ini mengantarkan Napoleon ke puncak kekuasaan absolutnya. Ia menjadi konsul
seumur hidup dan pada tahun 1804 diangkat sebagai kaisar.
Perang Koalisi III (1805)
Dalam Perang Koalisi III ini,
Perancis berhadapan dengan Austria, Inggris, Rusia, dan Swedia. Dalam
menghadapi Inggris, Napoleon memusatkan pasukannya di Boulogne. Namun, Angkatan
Laut Perancis dapat dihancurkan oleh pasukan Inggris di bawah pimpinan
Laksamana Nelson. Pasukan Austria dan Rusia akan menyeberang ke Inggris. Dengan
tipu muslihat, Napoleon berhasil menduduki Jerman. Austria dan Rusia akhirnya
dapat dikalahkan setelah terjadi pertempuran di Austetlitz. Pertempuran
berakhir dengan Perjanjian Preszburg pada tahun 1805.
Dengan kemenangan ini, Napoleon
mengubah peta Eropa menurut kehendaknya sendiri. Di negara-negara yang telah
berhasil dikalahkannya, Napoleon menempatkan saudara-saudaranya untuk mendukung
politik dinastinya.
Perang Koalisi IV (1806–1807)
Perang Koalisi IV, dipusatkan
untuk mengalahkan Prusia dan Inggris. Pasukan Prusia berhasil dihancurkan dalam
pertempuran di Jena dan Auerstadt pada tahun 1806. Berlin pun dapat diduduki
oleh Napoleon. Dalam usaha memperlemah Inggris, Napoleon di Berlin mengeluarkan
Dekrit Berlin yang berisi Continental Stelsel, yakni suatu usaha blokade
ekonomi terhadap Inggris dengan melarang negara-negara Eropa untuk mengadakan
hubungan dagang dengan Inggris dan menerima kapal-kapal Inggris untuk berlabuh
di kawasan Eropa. Siapa yang melanggar ketentuan ini akan dihancurkan oleh
Perancis.
Perang Koalisi V (1809)
Dalam Perang Koalisi V, Perancis
berhadapan dengan Austria, Inggris, Spanyol, dan Portugal. Dalam perang ini
pasukan Austria berhasil dihancurkan oleh Napoleon dalam pertempuran di Ulagram
dan diakhiri dengan Perjanjian Schonkrunn tahun 1809. Namun, Napoleon gagal
mematahkan kekuatan Spanyol. Bahkan, di Spanyol muncul gerakan nasionalisme
untuk menentang kekuasaan Perancis. Gerakan nasionalisme ini menjalar ke
negara-negara lain, seperti Prusia dan Austria. Gerakan ini merupakan ancaman
bagi dominasi kekuasaan Napoleon di Eropa.
Rusia ternyata tidak mematuhi
adanya Continental Stelsel. Pada tahun 1812 Napoleon menyerang Rusia dengan
kekuatan 600.000 orang pasukan yang disebut Grande Armee. Rusia menggunakan
taktik bumi hangus sehingga ketika tentara Napoleon tiba di Moskow, bangunan di
kota itu tinggal puing-puing. Hal inilah yang mempersulit tentara Napoleon.
Kondisi ini diperburuk dengan datangnya musim dingin. Kekuatan tentara Naopleon
frustrasi dan menderita akibat kedinginan dan kehabisan persediaan makanan.
Napoleon kemudian memerintahkan
untuk segera mundur. Tentara Rusia muncul dari persembunyiannya dan segara
menyerang tentara Napoleon dengan semangat berkobar-kobar. Tentara Perancis
yang telah payah dan kehabisan tenaga mundur dan harus menyeberangi Sungai
Berezina yang penuh dengan gumpalan es dan salju. Berpuluh-puluh ribu pasukan
Napoleon gugur dalam pertempuran tersebut. Serangan ke Rusia merupakan pukulan
berat bagi tentara Napoleon. Napoleon kembali ke Paris untuk menghimpun
kekuatan baru yang akan dikerahkan guna menebus kekalahannya.
Perang Koalisi VI (1813–1814)
Pada tahun 1813 di Eropa muncul
koalisi yang sangat kuat yakni Rusia, Inggris, Swedia, Austria, Spanyol, dan
Prusia. Koalisi ini sepakat untuk menghancurkan kekuasaan Napoleon. Tentara
Napoleon semula memperoleh kemenangan. Namun, dalam pertempuran di Leipzig
tentara Napoleon akhirnya berhasil dikalahkan oleh pasukan koalisi (1813).
Napoleon menyerahkan dan turun dari takhta kekaisarannya. Napoleon kemudian
dibuang ke Pulau Elba di selatan Perancis (1814). Sebagai raja Perancis
diangkatlah seorang Bourbon yakni Louis XVIII (adik Louis XVI).
Pada tahun 1814, Louis XVIII
kemudian mengadakan Perjanjian Paris yang isinya sebagai berikut:
1) Penetapan batas-batas
kekuasaan Perancis seperti sebelum tahun 1792.
2) Belanda menjadi negara
merdeka.
3) Inggris mendapatkan Pulau
Malta.
Negara-negara Koalisi kemudian
mengadakan kongres di Wina (1814) untuk menentukan nasib negara-negara Eropa
seperti sebelum terjadi Revolusi Perancis.
Perang Koalisi VII (1815)
Raja Louis XVIII ternyata seorang
raja yang lemah sehingga bertolak belakang dengan Napoleon yang cakap, berani,
dan dikagumi rakyat. Louis XVIII dipandang tidak cocok dengan kondisi Perancis
yang sedang kacau akibat kalah perang. Rakyat Perancis mendambakan datangnya
Napoleon atau tokoh yang sejajar. Hal ini terdengar oleh Napoleon di
pembuangan. Napolen berhasil lolos dan kembali ke Perancis yang kemudian
disambut dengan meriah oleh rakyat Prancis.
Louis XVIII yang merasa terancam
melarikan diri ke luar negeri. Mendengar kedatangan Napoleon di Perancis, maka
Kongres Wina dihentikan dan negara-negara koalisi sepakat untuk menghadapi Perancis. Napoleon
dengan pasukannya ke luar menghadapi tentara koaliasi. Di Ligny, pasukan
Napoleon mendapatkan kemenangan. Namun, dalam pertempuran di Waterlo pada tahun
1815, Napoleon dapat dikalahkan. Napoleon dapat ditangkap dan diasingkan ke
Pulau Saint Herlena (sebelah barat Afrika) sampai meninggal pada tanggal 5 Mei
1815.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar